Tugas
Informatika : paper Penerapan Informatika Farmasi ( CPOE) di rumah sakit
Catatan :
Paper ini memuat tentang contoh dari aplikasi
CPOE yang diambil dari jurnal Pharmacy Issues, Intravenous Drug Ordering.
Oleh Alicia S. Miller, Ms, RPh, yang
memaparkan penggunaan CPOE dalam kaitannya pemesanan obat
perenteral dengan menggunakan aplikasi berbasis teknologi.
CPOE
( COMPUTERIZED PYSICIAN ORDER ENTRY)
Desain untuk pemberian obat secara intravena telah
dikembangkan dengan beberapa segment dan modifikasi agar pemberian obat tersebut dalam keadaan “
hidup”.
Elemen
yang terkait dalam CPOE ini adalah
1. Penyeleksian pelarut dan volime tiap obat injeksi
2. Pilihan
intermittent (piggyback), IV push, atau tipe injeksi bervolume besar.
3. Penyeleksian
konsentrasi obat
4. Pemberian
dua obat dengan cara dan dosis pemeliharaan dalam dosis IV yang sama
Sebagai farmasis
,tenaga medis yang melibatkan keahlian dalam
pemberian kelarutan, volume, konsentrasi,dan perlengkapan pemberian obat
secara intravena. Bagian yang terpenting tidak hanya pada penanganan pemberian
obatnya saja melainkan dalam penyeleksian obat, dosis, dan frekuensi pemberian,
kelarutan, volume, dan konsetrasi yang dijelaskan dan dipahami oleh seorang
farmasis dan perawat.
Dengan
adanya aplikasi CPOE inilah akan memudahkan dalam pemantauan pemberian obat
secara intravena. Sebagai contohnya obat
cefazolin (antibiotik) .
Pada pemberian IV dengan piggyback
, terlebih dahulu profil harus di buat .
Profil itu mencakup obat, dosis, pelarut, dan volume untuk setiap dosis, lama
pemberian, dan waktu paruh dari obat ( waktu aktif obat), Disini akan dipapakarkan bagaimana kerja profil
cefazolin sebagai contohnya.
Dalam
profil,cefazolin memiliki 2 range dosis,
1 hingga 1000mg dan 1001 hingga 3000 mg. Pada pemilihan kelarutan dan volume
untuk dosis 1 hingga 1000 mg
dapat dilarutkan dengan dextrose 5% 50 ml. dan untuk dosis range 1001 hingga
3000 mg dapat dilarutkan dengan volume
5% 100 ml. Pemberian tiap 8 jam
sekali dengan waktu paruh (kadar obat yang berefek) 30 menit. Normal Salin
juga merupakan pelarut alternatif dengan range dan sebagai pilihan kedua.
Ketika permintaan
resep cefazolin 1 g ( lihat figure 1),
lama pemberian ( frekuensi) 8 jam
akan dipilih. Resep ini akan proses permintaan pemesanan obat dan obat
yang lainnya.
Bagaimanapun,
resep ini harus dicek kembali untuk memastikan apakah pemberian benar, dalam
konsentrasi yang tepat. Jika dalam
pertimbangan ada kekeliruan farmasis
dapat memilih resep dilayar dengan menekan F9 ( IV Detail) dan
tampilan IV detail inilah akan
menampilkan pilihan tersebut. ( lihat figure 2). Tampilan dalam IV
Detail ini adalah waktu berfeknya obat
(kadar plasma obat), kelarutan dan volume serta pilihan penambahan piggyback.
Berangkat ke tampilan IV Detail
merupakan pilihan yang harus dilewati ( diperhatikan) oleh tim medis.
Pemberian
obat yang tidak rasional disetiap dosis, kelarutan dan kombinasi volume yang
diberikan akan dibuat dan dapat diolah
kembali dalam profil. Jika suatu dosis obat dipesan dan tidak sesuai dalam kelarutan
dan volume akan tampil “ default solution”
dimana farmasis memutuskan pemilihan volume misalnya 100 ml untuk piggyback dan 1000 ml untuk volume besar kemudian dicetak dan mereka
akan mengupdate profil tersebut.
Profil ini juga mencakup alternatif perubahan
obat misalnya Salin dapat dirubah dengan dextrose dengan konsentrasi yang maksimun.
Pilihan ini memudahkan tim medis untuk memilih pelarut dengan mempertimbangkan
keperluan yang tepat. Dengan CPOE setiap
individu menerima obat sesuai yang dibutuhkan
dalam satu paket injeksi.
Untuk
pemberian tetesan obat IV diperlukan
pula adanya pertimbangan oleh farmasis sesuai dengan standar pemberian obat,
dilayar akan menampilkan nama obat yang diberikan ( lihat pada figure 3 ).
Pengaturan dosis dapat diketahui dengan menekan F3 –add phar.
Pada tampilan figure 4 yaitu IV Drip
Detail Screen. Kemudian akan muncul
parameter nilai tekanan darah, volume
curah jantung, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk jumlah titrasi (
pengaturan tetesan) yang diperlukan
Untuk
pemerian dosis pemeliharaan secara
intaravena ditujukkan dalam figure 5
yaitu IV Maintenance Screen yang menampilkan
larutan elektrolit yang diperlukan. Kemudian dilanjutkan figure ke 6 yaitu IV Manitenance Detail
Screen, pemilihan larutan yang dipilih sebelumnya dalam figure
5 menampilkan obat ( larutan ) yang dipilih, volume yang diperlukan, jumlah
dalam bentuk ml/ hr, prioritas (rutin, darurat, atau normal ), dan lama pemberian dan di tampilan
terlihat waktu pemberian dimulai tanggal berapa, waktu dan hari.
Satu
hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan obat perlu adanya bahan
pertimbangan yaitu incompatibilitas (
ketidakcampurannya) obat sehingga sangatlah diperlukan seorang farmasis dalam
mengolah CPOE sehingga obat yang diberikan akan tepat dosisnya, indikasi, dan
mengurangi efek samping serta memberikan kenyamanan dan pelayannan yang terbaik
bagi pasien.
Conclution:
Computerized
Physician Order Entry ( CPOE) merupakan suatu sistem pencatatan perintah /
order medikasi yang berbasis teknologi
komputer. Perintah ini kemudian ditransmisikan kepada berbagai departemen dan
staf medis yang bertanggung jawab atas pelaksanaan perintah seperti
laboratorium, farmasi, radiologi dan bidang keperawatan. Sistem ini
mempunyai banyak
keunggulan terutama di bidang efisiensi dan keamanan pengobatan. Melalui sistem
ini dokter, perawat dan apoteker bekerja secara bersama-sama dalam proses
medikasi untuk mengurangi kesalahan pengobatan (medication error).
Referensi :
Allicia S. Miller.
Pharmacy Issue: Intravenous Drug Ordering. Prescriber Computer Order Entery.
Hospital pharmacy vol.36. 2001
Huda,
Nurul.Computerized Physician Order Entry analisis Nursing Technology and
Nursing Approach. Universitas Indonesia.
2001
Berikut ini contoh software CPOE
Pemantuan
pemberian obat
Tampilan figure 1
terdapat
Nama obat yang
diberikan
Rute penggunaan obat
Dosis yang diberikan
Frekuensi
Lama pemberian
Terdapat pula waktu
pemberian
figure 2 menampilkan
Jangka waktu pemberian
Pelarut yang digunakan
Volume pemberian
Penggunaan bahan yang
lain atau penambahan piggyback.
Tampilan ke 3 ini menampilkan injeksi obat yang diberikan kepada pasien sebagai
terapi pengobatan .
Pada tampilan ini memaparkan
Parameter tetesan IV
Nama pasien, nomor registrasi,
Nama obat, volume yang digunakan
Tetesan yang dibutuhkan dalam sehari
Tampilan figure 5 ini
memaparkan untuk pemeliharaan pada pasien yang sudah beberapa kali
diberikan injeksi sebelumnya
Volume yang diberikan,
Identitas Pasien
Lama penggunaan
Pada tampilan figur 6 ditujukan untuk pasien yang menjalani tahap
pemeliharaan obat.
1.
Volume yang
digunakan
2.
Jumlah cairan
yang diberikan
3.
Prioritas
4.
Lama pemberian