Selasa, 19 Juni 2012

Aplikasi CPOE dalam pemberian obat secara Intravena


 Tugas Informatika : paper Penerapan Informatika Farmasi ( CPOE)  di rumah sakit
  Catatan :
             Paper ini memuat tentang contoh dari aplikasi CPOE yang diambil dari jurnal Pharmacy Issues, Intravenous Drug Ordering. Oleh  Alicia S. Miller, Ms, RPh, yang memaparkan penggunaan CPOE dalam kaitannya pemesanan  obat  perenteral dengan menggunakan aplikasi berbasis teknologi. 

CPOE (  COMPUTERIZED PYSICIAN ORDER ENTRY)
            Desain untuk pemberian obat secara intravena telah dikembangkan dengan beberapa segment dan modifikasi  agar pemberian obat tersebut dalam keadaan “ hidup”.
            Elemen yang terkait dalam CPOE ini adalah
1.      Penyeleksian  pelarut dan volime tiap obat injeksi
2.      Pilihan intermittent (piggyback), IV push, atau tipe injeksi bervolume besar.
3.      Penyeleksian konsentrasi obat
4.      Pemberian dua obat dengan cara dan dosis pemeliharaan dalam dosis IV yang sama


Sebagai farmasis ,tenaga medis yang melibatkan keahlian dalam   pemberian kelarutan, volume, konsentrasi,dan perlengkapan pemberian obat secara intravena. Bagian yang terpenting tidak hanya pada penanganan pemberian obatnya saja melainkan dalam penyeleksian obat, dosis, dan frekuensi pemberian, kelarutan, volume, dan konsetrasi yang dijelaskan dan dipahami oleh seorang farmasis dan perawat.
            Dengan adanya aplikasi CPOE inilah akan memudahkan dalam pemantauan pemberian obat secara intravena.  Sebagai contohnya obat cefazolin (antibiotik) .
Pada pemberian IV dengan piggyback , terlebih dahulu  profil harus di buat . Profil itu mencakup  obat, dosis,  pelarut, dan volume untuk setiap dosis, lama pemberian, dan waktu paruh dari obat ( waktu aktif obat),  Disini akan dipapakarkan bagaimana kerja   profil  cefazolin  sebagai contohnya.
Dalam profil,cefazolin memiliki 2 range dosis,  1 hingga 1000mg dan 1001 hingga 3000 mg. Pada pemilihan kelarutan  dan volume   untuk dosis 1 hingga 1000 mg dapat dilarutkan dengan dextrose 5% 50 ml. dan untuk dosis range 1001 hingga 3000 mg   dapat dilarutkan dengan volume 5% 100 ml. Pemberian  tiap  8 jam  sekali dengan waktu paruh (kadar obat yang berefek) 30 menit. Normal Salin juga merupakan pelarut  alternatif  dengan range dan sebagai pilihan kedua.
             Ketika permintaan resep cefazolin 1 g ( lihat figure 1),  lama pemberian ( frekuensi) 8 jam  akan dipilih. Resep ini akan proses permintaan pemesanan obat dan obat yang lainnya. 
Bagaimanapun, resep ini harus dicek kembali untuk memastikan apakah pemberian benar, dalam konsentrasi  yang tepat. Jika dalam pertimbangan ada kekeliruan  farmasis dapat   memilih resep  dilayar dengan menekan F9 ( IV Detail) dan tampilan IV detail inilah akan  menampilkan pilihan tersebut. ( lihat figure 2). Tampilan dalam IV Detail ini adalah  waktu berfeknya obat (kadar plasma obat), kelarutan dan volume serta pilihan penambahan piggyback. Berangkat ke tampilan  IV Detail merupakan pilihan yang harus dilewati ( diperhatikan) oleh tim medis.
Pemberian obat yang tidak rasional disetiap dosis, kelarutan dan kombinasi volume yang diberikan akan dibuat  dan dapat diolah kembali dalam profil. Jika  suatu  dosis obat dipesan dan tidak sesuai dalam kelarutan dan volume akan tampil “ default solution”  dimana farmasis memutuskan  pemilihan volume misalnya 100 ml untuk  piggyback dan 1000 ml untuk   volume besar kemudian dicetak dan mereka akan mengupdate  profil  tersebut.
 Profil ini juga mencakup alternatif perubahan obat misalnya Salin dapat dirubah dengan dextrose dengan konsentrasi yang maksimun. Pilihan ini memudahkan tim medis untuk memilih pelarut dengan mempertimbangkan keperluan yang tepat. Dengan CPOE  setiap individu menerima obat sesuai yang dibutuhkan  dalam satu paket injeksi.
Untuk pemberian tetesan obat  IV diperlukan pula adanya pertimbangan oleh farmasis sesuai dengan standar pemberian obat, dilayar  akan menampilkan  nama obat yang diberikan      ( lihat pada figure 3 ).
   Pengaturan dosis dapat  diketahui dengan menekan F3 –add phar. Pada  tampilan figure 4 yaitu IV Drip Detail Screen.  Kemudian akan muncul parameter nilai tekanan darah,  volume curah jantung, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk jumlah titrasi ( pengaturan tetesan) yang diperlukan
Untuk pemerian  dosis pemeliharaan secara intaravena  ditujukkan dalam figure 5 yaitu IV Maintenance Screen yang menampilkan   larutan elektrolit yang diperlukan. Kemudian dilanjutkan  figure ke 6 yaitu IV Manitenance Detail Screen,  pemilihan  larutan yang dipilih sebelumnya dalam figure 5 menampilkan obat ( larutan ) yang dipilih, volume yang diperlukan, jumlah dalam bentuk ml/ hr,  prioritas  (rutin, darurat, atau  normal ), dan lama pemberian dan di tampilan terlihat waktu pemberian dimulai tanggal berapa, waktu dan hari.
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan obat perlu adanya bahan pertimbangan  yaitu incompatibilitas ( ketidakcampurannya)  obat sehingga  sangatlah diperlukan seorang farmasis dalam mengolah CPOE sehingga obat yang diberikan akan tepat dosisnya, indikasi, dan mengurangi efek samping serta memberikan kenyamanan dan pelayannan yang terbaik bagi pasien.
 Conclution:
Computerized Physician Order Entry ( CPOE) merupakan suatu sistem pencatatan perintah / order medikasi  yang berbasis teknologi komputer. Perintah ini kemudian ditransmisikan kepada berbagai departemen dan staf medis yang bertanggung jawab atas pelaksanaan perintah seperti laboratorium, farmasi, radiologi dan bidang keperawatan. Sistem ini
mempunyai banyak keunggulan terutama di bidang efisiensi dan keamanan pengobatan. Melalui sistem ini dokter, perawat dan apoteker bekerja secara bersama-sama dalam proses medikasi untuk mengurangi kesalahan pengobatan (medication error).
           



 Referensi :
Allicia S. Miller. Pharmacy Issue: Intravenous Drug Ordering. Prescriber Computer Order Entery. Hospital pharmacy vol.36. 2001
Huda, Nurul.Computerized Physician Order Entry analisis Nursing Technology and Nursing Approach.  Universitas Indonesia. 2001
 lampiran :
Berikut ini contoh  software  CPOE
 Pemantuan pemberian obat
 Tampilan figure 1 terdapat  
Nama obat  yang diberikan
Rute penggunaan obat
Dosis yang diberikan
Frekuensi
Lama pemberian
 Terdapat pula waktu pemberian
figure 2 menampilkan  
Jangka waktu pemberian
Pelarut yang digunakan 
Volume pemberian
 Penggunaan bahan yang lain atau penambahan piggyback. 



  Tampilan ke 3  ini menampilkan   injeksi obat  yang diberikan kepada pasien sebagai terapi  pengobatan .


 
Pada tampilan ini memaparkan
Parameter tetesan IV
Nama pasien, nomor registrasi,
Nama obat, volume yang digunakan
Tetesan yang dibutuhkan dalam sehari 

Tampilan  figure 5 ini memaparkan  untuk pemeliharaan  pada pasien yang sudah beberapa kali diberikan injeksi sebelumnya
Volume yang diberikan,
  Identitas Pasien
Lama penggunaan 

 Pada tampilan figur 6  ditujukan untuk pasien yang menjalani tahap pemeliharaan  obat.
1.       Volume yang digunakan
2.       Jumlah cairan yang diberikan
3.       Prioritas
4.       Lama pemberian 
                                                                                                                         riyadhul jannah syarif .....